Palu - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tengah (Karantina Sulteng) memfasilitasi akses pasar dan dorong percepatan ekspor durian khususnya Durian Palu ke Tiongkok. Hal tersebut disampaikan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean pada Diskusi Kelompok Terpumpun atau Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Senin (19/2).
Sahat menjelaskan bahwa pada 2020 lalu, Barantin telah mengajukan akses pasar durian ke Pemerintah Tiongkok (GACC) dan telah mendapat tanggapan pada 2023 dengan disampaikannya hasil analisis risiko durian. Langkah selanjutnya, Indonesia perlu mempersiapkan audit kebun dan rumah kemas durian di Indonesia.
"Barantin siap fasilitasi akses pasar dan kawal persiapan ekspor durian termasuk tahap audit kebun dan rumah kemas durian," imbuh Sahat.
Pasar durian di Tiongkok merupakan pasar yang menjanjikan mengingat terdapat lonjakan permintaan durian hingga 400% dari tahun ke tahun. Selain itu, selama dua tahun terakhir, Tiongkok telah mengimpor durian hingga mencapai 91% dari permintaan global. Hal tersebut juga menjadi peluang besar bagi durian Indonesia memenuhi pasar Tiongkok.
"Peluang akses pasar durian ke Tiongkok harus dapat dimanfaatkan dengan baik, mengingat potensi durian Indonesia yang cukup besar tersebar di seluruh Indonesia. Tentunya dengan pendampingan dan sertifikasi karantina sehingga dapat menjamin produk ekspor kita terjaga kualitasnya dan telah memenuhi persyaratan negara tujuan," jelas Sahat.
Sahat menegaskan beberapa hal penting dalam penanganan ekspor durian adalah dengan menerapkan traceability system, baik untuk kegiatan mitigasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) maupun dalam mempertahankan kualitas dan mutu ekspor.
"Untuk dapat memenuhi persyaratan dari Tiongkok, pemeriksaan kesehatan durian tidak hanya dilakukan di border saja namun juga pemeriksaan yang dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Dengan demikian kualitas/mutu durian hingga keamanan pangannya dapat tertelusur," ungkap Sahat.
Sebagai informasi, berdasarkan data IQ-FAST Badan Karantina Indonesia, selama 2023 lalu Indonesia setidaknya telah berhasil mengekspor sebanyak 7,15 juta ton durian ke beberapa negara seperti Thailand, Tiongkok, Malayasia, Hongkong dan lain sebagainya. Tiongkok sendiri menjadi negara kedua paling banyak mengimpor durian dari Indonesia.
Turut hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) Novalina selaku Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah & Jona Widhagdo Putri selaku Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur dan Teknologi Kementerian Bidang Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Hadir pula sebagai narasumber dalam FGD, Hotman Fajar Simanjuntak selaku Ketua Kelompok Penerapan & Pengawasan Keamanan & Mutu, Direktorat Jenderal Hortikultura, serta Anas selaku Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Badan Pangan Nasional.
Menurut Sahat, sinergitas dan kolaborasi Barantin dengan instansi-instansi terkait juga tidak kalah penting dalam memastikan penanganan ekspor durian sesuai dengan yang dipersyaratkan sehingga berhasil menembus pasar Tiongkok.
"Dalam mengupayakan percepatan akses pasar durian Indonesia ke Tiongkok, diperlukan adanya harmonisasi kebijakan dari instansi terkait sehingga selaras dalam penanganan ekspor," tutup Sahat.